NAMA : Bayu permana putra
pengayaan
Proses Terbentuknya Bumi- Bumi bukanlah benda di
jagat raya yang muncul dengan sendirinya dalam bentuk yang sempurna.
Bumi terbentuk melalui proses yang panjang dan terus berkembang hingga
terbentuk sekarang ini. Para ilmuwan berpendapat bahwa proses
pembentukan Bumi sudah dimulai sejak bermiliar-miliar tahun yang lalu.
Planet Bumi bermula dari awan raksasa yang selalu berputar di antariksa.
Awan raksasa tersebut akan membentuk bola-bola yang menarik butir-butir
debu dan gas. Bola-bola debu dan gas inilah awal mula terbentuknya
Bumi, planet-planet, serta bulan-bulan lain.
Saat gravitasi Bumi semakin besar, gas dan debu tersebut akan
termampat dan semakin lama semakin padat. Hal ini menyebabkan Bumi
semakin panas dan menjadi bola berpijar. Bagian luar Bumi lambat laun
mulai mendingin dan mengeras. Tetapi Bumi belum dingin sama sekali.
Bagian tengah Bumi masih sangat panas. Proses pembentukan Bumi di atas
hampir sama dengan pendapat Kant-Laplace yang mengemukakan bahwa Bumi
ini mulai terbentuk selama bermiliar tahun yang lalu ketika dilepaskan
dari matahari dalam bentuk gas pijar, yang lambat laun mendingin dan
membentuk kerak batuan.
Walaupun banyak teori atau pendapat dari para ilmuwan tentang proses
pembentukan Bumi, tetapi tidak seorang pun yang sungguhsungguh
mengetahui dengan pasti bagaimana dan kapan Bumi terbentuk. Ya, menjadi
tantangan bagi dunia ilmu pengetahuan yang suatu saat bisa kamu
pecahkan.
Proses perkembangan planet Bumi dari masa ke masa tidak dapat
dipisahkan dengan sejarah terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan
Bumi merupakan salah satu anggota keluarga Matahari, di samping
planet-planet lain, komet, asteroid, dan meteor.
Berdasarkan hipotesis nebula (teori kabut gas) yang dikembangkan oleh
seorang ahli filsafat Jerman, Immanuel Kant (1755) serta ahli astronomi
Prancis, Pierre Simon Marquis de Laplace (1796), diperoleh gambaran
bahwa sistem tata surya berasal dari
massa gas (kabut gas) yang bercahaya dan berputar perlahan-lahan.
Massa gas tersebut secara berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan
mendekati bentuk bola. Oleh karena massa gas itu berotasi dengan
kecepatan yang makin lama semakin tinggi, pada bagian khatulistiwanya
(ekuator) mendapat gaya sentrifugal paling besar, massa tersebut
akhirnya menggelembung. Akhir dari bagian yang menggelembung tersebut,
ada bagian yang terlepas (terlempar) dan membentuk bola-bola pijar
dengan ukuran berbeda satu sama lain. Massa gas induk tersebut akhirnya
menjadi Matahari, sedang kan bola-bola kecil yang terlepas dari massa
induknya pada akhirnya mendingin menjadi planet, termasuk Bumi. Pada
saat terlepas dari massa induknya, planet-planet anggota tata surya
masih merupakan bola pijar dengan suhu sangat tinggi. Oleh karena planet
berotasi, ada bagian tubuhnya yang terlepas dan berotasi sambil beredar
mengelilingi planet tersebut. Benda tersebut selanjutnya dinamakan
Bulan (satelit alam).
Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi, Bumi
terbentuk atau terlepas dari tubuh Matahari sekitar 4,5 miliar tahun
yang lalu. Perkiraan kelahiran Bumi ini didasarkan atas penelaahan
Paleontologi (ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa makhluk hidup purba
di masa lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari struktur
lapisan-lapisan batuan pembentuk muka Bumi).
Gambar 2.13 Siklus Pembentukan Bumi
Ilustrasi siklus pembentukan Bumi terbagi menjadi:
(a) Bumi masih berbentuk bola pijar;
(b) Bumi mendingin berangsur-angsur membentuk litosfer;
(c) pembentukan atmosfer Bumi;
(d) Bumi terbentuk sempurna.
Pada saat terlahir sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, Bumi kita
masih merupakan bola pijar yang sangat panas. Lama kelamaan secara
berangsur-angsur Bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian
luar Bumi membeku membentuk lapisan kerak Bumi yang disebut litosfer.
Selain pembekuan kerak Bumi, pendinginan massa Bumi ini mengakibatkan
terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa. Proses
penguapan ini terjadi dalam jutaan tahun sehingga terjadi akumulasi uap
dan gas yang sangat banyak.
Pada saat inilah mulai terbentuk atmosfer Bumi. Uap air yang
terkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut pada akhirnya
dijatuhkan kembali sebagai hujan untuk kali pertamanya di Bumi, dengan
intensitas tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik air
hujan yang jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka Bumi
membentuk bentang perairan laut dan samudra.
Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Wegener
(1912), dalam teorinya yang terkenal, yaitu Teori Pengapungan Benua (
Continental Drift Theory)
mengemukakan bahwa sampai sekitar 200 juta tahun yang lalu, di Bumi
baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua raksasa ini
dinamakan Pangea, sedangkan kawasan samudra yang mengapitnya dinamakan
Panthalasa.
Sedikit demi sedikit Pangea mengalami retakan-retakan dan pecah.
Sekitar 180 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi
dua, yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di
bagian selatan dinamakan Gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur
laut sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada saat ini
merupakan jalur cebakan minyak Bumi di sekitar laut-laut di kawasan
Timur Tengah.
Gambar 2.14 Continental Drift Theory Continental Drift Theory dari Alfred Wegener mengenai terbentuknya massa daratan Bumi.
Baik di antara Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-pecah lagi
menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan
dengan kecepatan gerak berkisar antara 1–10 cm pertahun. Dalam sejarah
perkembangan planet Bumi, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua
yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan Bumi utara),
meliputi Eurasia, Amerika Utara, dan pulaupulau kecil di sekitarnya.
Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di belahan Bumi
selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika, Sub Benua India, Australia,
dan Antartika.
Tenaga Endogen Vulkanisme – Proses
endogenik kedua yang dapat mengubah morfologi atau raut muka Bumi adalah
gejala vulkanisme. Vulkanisme terjadi akibat adanya aktivitas magma di
dalam litosfer, sampai keluar permukaan Bumi. Magma adalah bahan silikat
cair pijar, terdiri atas bahan-bahan padat (batuan dan logam), cairan,
dan gas, antara lain
uap air (H2O),
oksida belerang (SO2),
asam khlorida (HCl), dan
asam sulfat (H2SO4). Rata-rata suhu magma berkisar antara 900°C–1.200°C. Berdasarkan kandungan silikanya, dikenal magma asam (
granitis), intermediet (
andesitis), dan basa (
basaltis).
a) Erupsi Gunungapi
Jika tekanan dari berbagai macam gas yang dikandung magma di dalam
litosfer sudah sangat kuat, akan keluar ke permukaan Bumi. Media ke
luarnya dapat melalui retakan-retakan pada tubuh gunungapi, cerobong
gunungapi (
diatrema) ataupun dengan men desak tubuh gunungapi
sehingga sebagian badan gunungapi tersebut hancur. Proses keluarnya
magma dinamakan erupsi atau letusan gunungapi. Magma yang keluar melalui
letusan dinamakan lava. Selain lava, material gunungapi yang
dimuntahkan saat erupsi berupa
eflata atau
bahan piroklastik. Bahan
piroklastik merupakan materialmaterial lepas dengan berbagai ukuran,
mulai dari bom (bongkah batuan besar), lapilli, kerikil, pasir vulkanis,
sampai ukuran yang sangat halus yaitu debu vulkanis. Istilah lain yang
juga berhubungan dengan material gunungapi adalah
lahar.
Secara umum, lahar dapat diartikan sebagai campuran lava atau eflata
dengan material muka bumi berupa tanah, batuan, pasir, dan air sehingga
membentuk lumpur. Berdasarkan kondisi suhunya, kita mengenal lahar panas
dan dingin.
Sebuah gunungapi yang akan meletus pada umumnya memperlihatkan tanda-tanda yang dapat diamati oleh penduduk di sekitarnya.
Gambar 3.18 Bahan-Bahan Letusan Gunungapi
Bahan-bahan yang dikeluarkan pada saat sebuah gunungapi meletus. Gejala alam yang menjadi indikasi gunungapi akan meletus
antara lain:
(1) suhu di sekitar kawah mengalami peningkatan dari rata-rata suhu normal;
(2) sumber air yang terletak di sekitar wilayah tersebut banyak yang tiba-tiba kering;
(3) banyak pohon-pohon yang tumbuh di sekitar areal gunung mengering dan mati;
(4) sering terjadi getaran-getaran gempa, baik yang skalanya kecil maupun besar yang kadang-kadang disertai suara gemuruh;
(5) binatang-binatang liar yang hidup di sekitar gunungapi banyak yang mengungsi ke wilayah lain.
Untuk menghindari bencana dan kerugian yang mungkin timbul akibat
erupsi gunungapi, pemerintah membangun pos-pos pengamatan gunungapi
dibawah naungan
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Tugas pos pengamatan adalah mengamati dan mencatat aktivitas gunungapi
dan melaporkannya. Berdasarkan pengamatan dan laporan tersebut, lalu
ditentukan status gunungapi itu untuk memberikan peringatan kepada
masyarakat akan bahaya letusan gunungapi. Berdasarkan sifat dan
kekuatannya, erupsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
(1)
Efusif yaitu proses erupsi berupa lelehan lava
melalui retakanretakan yang terdapat pada tubuh gunungapi. Efusif
biasanya terjadi jika magma yang terkandung dalam gunungapi sifatnya
encer serta kandungan gasnya relatif sedikit.
(2)
Eksplosif yaitu erupsi gunungapi berupa ledakan
yang memuntahkan bahan-bahan piroklastik di samping lelehan lava.
Eksplosif dapat terjadi jika magma yang terdapat dalam tubuh gunungapi
sifatnya kental dengan kandungan gas yang tinggi sehingga tekanannya
sangat kuat.
Sumber:
Kamus Visual, 2004
Gambar 3.19 Tipe Letusan Gunungapi
Tipe letusan gunungapi terdiri atas:
a) letusan eksplosif;
b) letusan efusif.
Erupsi juga dapat dibedakan berdasarkan bentuk lubang kepundan tempat
keluarnya magma dari tubuh gunungapi. Berdasarkan hal ini kita mengenal
tiga jenis erupsi, yaitu sebagai berikut.
(1)
Erupsi Linear yaitu peristiwa letusan gunungapi,
ketika magma yang dikandungnya keluar melalui retakan yang meman jang
seperti sebuah garis. Fenomena alam yang tampak di muka Bumi akibat
erupsi linear adalah deretan gunungapi yang memanjang, seperti terdapat
di Laki Spleet (Islandia) dengan panjang rekahan mencapai 30 kilometer.
Sumber: www.ma.krakow.pl
(2)
Erupsi Areal yaitu jenis erupsi ketika dapur
magma letaknya sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga mampu
membakar dan melelehkan lapisan batuan di sekitarnya sampai membentuk
lubang yang sangat besar. Lava yang keluar melalui lubang kepundan yang
sangat besar ini kemudian mengalir ke wilayah yang sangat luas di
sekitarnya. Contohnya antara lain wilayah antara Argentina sampai
Paraguay di Amerika Selatan.
(3)
Erupsi Sentral yaitu jenis erupsi ketika
material gunungapi keluar melalui sebuah lubang atau pusat erupsi
sehingga membentuk kerucut gunungapi yang berdiri sendiri (
single volcano).
Erupsi sentral merupakan tipe letusan yang paling banyak dijumpai di
muka bumi. Hampir semua gunungapi yang ada di Indonesia merupakan hasil
erupsi sentral. Letusan gunungapi berupa eksplosif dapat mengakibatkan
terbentuk nya kawah (lubang kepundan) di ujung pipa gunungapi (diatrema)
sebagai sisa tempat keluarnya material yang dimuntahkan saat erupsi.
Ukuran lubang kepundan ini sangat ber variasi. Ada yang hanya beberapa
meter saja, namun ada pula yang diameternya sangat luas dengan dinding
kawah yang curam. Kawah yang ukurannya sangat luas ini dinamakan
kaldera.
Sumber: www.sanur.org Gambar 3.21 Kaldera Gunung Bromo
Kaldera Gunung Bromo, salah satu kaldera terluas di Indonesia Menurut seorang ahli ilmu kebumian
Arthur L.
Bloom,
panjang diameter suatu kaldera minimal 1,6 kilometer. Beberapa contoh
gunungapi di Indonesia yang memiliki kaldera antara lain sebagai
berikut. (1) Gunung Krakatau (Selat Sunda) dengan diameter kaldera
sekitar 7 km.
(2) Gunung Batur (Bali) dengan diameter kaldera sekitar 10 km.
(3) Gunung Ijen (Jawa Timur) dengan diameter kaldera sekitar 11 km.
(4) Gunung Tambora (Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara) dengan diameter kaldera sekitar 6 km.
b) Tipe Gunungapi
Fenomena gunungapi yang ada di muka Bumi memiliki bentuk yang
berbeda-beda. Hal ini sangat bergantung dari tipe, kekuatan, dan
frekuensi letusannya. Secara umum, kita mengenal tiga bentuk gunungapi,
yaitu tipe Perisai (Tameng), Maar, dan Strato.
(1) Gunungapi Tipe Perisai
Gunungapi perisai terbentuk jika lava yang keluar dari tubuh
gunungapi berasal dari magma yang sangat encer, sehingga erupsi hanya
merupakan lelehan lava pijar ke wilayah di sekelilingnya. Oleh karena
sifat magma yang dikandungnya sangat encer, aliran lava dapat menempuh
jarak yang cukup jauh dan menyebar menutupi wilayah yang luas. Aliran
lava ini pada akhirnya membeku menjadi batuan beku ekstrusif. Gunungapi
perisai ditandai dengan dinding lereng yang sangat landai, bahkan dapat
menyerupai dataran. Contoh tipe ini antara lain pulau-pulau vulkanis
yang terletak di Kepulauan Hawaii (Samudra Pasifik), seperti Mauna Loa,
Mauna Kea, dan Kilauea.
(2) Gunungapi Maar
Bentuk gunungapi maar terjadi akibat letusan eksplosif yang hanya
terjadi satu kali dengan materi yang dimuntahkan berupa eflata. Oleh
karena dapur magmanya relatif dangkal serta kandungan gas dalam magma
tidak terlalu banyak, letusan gunungapi maar tidak begitu kuat.
Akibatnya hanya mem bentuk dinding gunung berupa tanggul di sekitar
lubang kawah. Contoh gunungapi maar antara lain Gunung Lamongan (Jawa
Timur), Gunung Pinacate (Sonora, Mexico), dan Gunung Monte Nuovo
(Naples, Italia).
(3) Gunungapi Strato
Gunungapi strato terbentuk akibat erupsi yang bergantiganti antara
efusif dan eksplosif, sehingga memperlihatkan batuan beku yang
berlapis-lapis pada dinding kawahnya. Batuan yang berlapis ini berasal
dari pembekuan lava dan eflata yang silih berganti. Hampir semua gunun
gapi di Indonesia merupakan tipe strato. Beberapa contohnya antara lain
Gunung Merapi, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Krakatau, Gunung Semeru,
dan Gunung Tambora.
Sumber: www.bbv-net.de Gambar 3.22 Gunung Merapi
Hampir sebagian besar gunungapi di Indonesia memiliki tipe strato, seperti halnya Gunung Merapi.
c) Gejala Pasca Vulkanik
Ada kalanya gunungapi berada pada fase istirahat dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda keaktifannya. Fase ini dinamakan
pascavulkanik (
Postvulcanic). Tanda-tanda alamiah yang dapat diamati sebagai indikasi gejala pasca vulkanik antara lain sebagai berikut.
(1) Banyak ditemukan sumber air panas seperti terdapat sumber air
Cimelati (Jawa Barat), Pablengan (Jawa Tengah), dan Toleho (Ambon).
(2)
Geyser, yaitu semburan air panas yang menyembur secara
berkala dari celah-celah atau retakan lapisan batuan. Contoh geyser
terdapat di Cisolok (Jawa Barat), dan di Taman Nasional Yellow Stone
Park (Amerika Serikat).
(3) Dijumpai banyak terdapat mata air makdani, yaitu mata air
berkadar mineral tinggi terutama unsur mineral belerang, misalnya mata
air Maribaya (Jawa Barat), Ciater (Jawa Barat), dan Batu Raden (Jawa
Tengah).
(4) Adanya bahan-bahan ekshalasi (gas gunungapi). Yang termasuk bahan ekshalasi antara lain
Fumarol (gas uap air dan zat lemas),
Solfatar (gas asam belerang), dan
Mofet (gas karbon dioksida).
d) Aktivitas Vulkanisme di Indonesia dan Pengaruhnya bagi Kehidupan
Kepulauan Indonesia merupakan wilayah pertemuan beberapa lempeng
litosfer, yaitu lempeng Eurasia di utara, Indo-Australia (Hindia) di
selatan, Caroline (bagian dari Pasifik) dan Filipina di bagian Timur.
Kondisi ini membawa pengaruh terhadap wilayah Indonesia yang merupakan
wilayah paling aktif di muka Bumi. Dalam catatan sejarahnya, Indonesia
memiliki 76 gunungapi yang pernah meletus. Gunungapi ini sedikitnya
telah meletus 1.171 dan menempatkan Indonesia sebagai wilayah kedua
setelah negara Jepang yang rawan gempa. Gunung-gunung yang pernah menim
bulkan erupsi fatal di antaranya adalah Gunung Galunggung (1982), Gunung
Makian (1988), Gunung Kelud (1990), dan Gunung LokoEmpung (1991).
Sumber: www.rodamons.net Gambar 3.23 Geyser
Geyser terbentuk atas campuran air dan panas yang tiba-tiba meledak
berupa gas panas keluar dari lubang bawah tanah. Menurut catatan
Volcanological Survey of Indonesia,
gunungapi yang tergolong berbahaya di Indonesia, adalah Gunung Agung
Bali, Gunung Colo-Sulawesi, Gunung Dieng–Jawa, Gunung Galunggung–Jawa
Barat, Gunung Gamalama–Halmahera, Gunung Kelud–Jawa, dan Gunung Gunung
Krakatau–Selat Sunda. Beberapa contoh gunungapi yang ada di Indonesia
antara lain sebagai berikut.
(1) Gunung Krakatau di Selat Sunda merupakan gunungapi dasar laut.
Gunung ini pernah meletus tahun 1883, mengeluarkan lava dan bahan-bahan
piroklastik serta membentuk kaldera dengan diameter sekitar 7 km.
Dinding kaldera ini tampak di permukaan laut menjadi 3 buah pulau, yaitu
Pulau Rakata, Pulau Tunggal, dan Pulau Panjang. Letusan Krakatau juga
meng akibatkan tsunami.
(2) Gunung Merapi di Jawa Tengah merupakan tipe gunungapi yang meletus secara periodik.
(3) Gunung Tangkubanparahu di Jawa Barat mempunyai beberapa kawah
sisa letusan seperti Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Domas, dan Kawah
Pangguyangan Badak.
Gambar 3.24
Gunung Tangkubanparahu
Gunung Tangkubanparahu di Jawa Barat pernah meletus dalam beberapa
tahap. Letusan yang berulang ini menyebabkan bentuk gunung ini begitu
unik yaitu seperti perahu terbalik.
(4) Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat merupakan jenis gunung kembar.
(5) Gunung Kelud di Jawa Timur merupakan contoh gunungapi yang memiliki danau kawah (danau vulkanis).
(6) Gunung Semeru di Jawa Timur merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.
(7) Gunung Bromo di Jawa Timur terkenal dengan lautan pasir di areal kalderanya.
(8) Pegunungan Jaya Wijaya di Papua merupakan satu-satunya pegunungan
di Indonesia yang sebagian puncaknya tertutup es dan salju.
(9) Gunung Tambora di Pulau Sumbawa (Nusa Tenggara Barat) pernah
meletus tahun 1815. Erupsi Tambora ini menelan korban jiwa 12.000 orang
dan 44.000 orang menderita kelaparan.
Gejala vulkanisme tentunya berdampak terhadap kondisi alam dan
kehidupan manusia di sekitarnya. Pengaruh aktivitas gunungapi ini
sifatnya dapat merugikan dan menguntungkan. Kerugian yang dapat timbul
akibat kegiatan gunungapi antara lain sebagai berikut.
(1) Erupsi sebuah gunungapi yang mengeluarkan lava dan eflata dengan
suhu tinggi dapat membakar wilayah yang dilaluinya, sehingga
mengakibatkan hancurnya daerah permukiman dan fasilitas sosial
masyarakat, lahan pertanian, kerusakan hutan, bahkan merenggut jiwa
penduduk.
(2) Embusan awan panas dan abu vulkanik ke atmosfer mengakibatkan polusi udara.
(3) Aliran lahar yang membendung daerah aliran sungai dapat
mengakibatkan banjir bandang dengan kandungan lumpur tinggi saat hujan
turun dengan intensitas relatif tinggi.
(4) Bahan-bahan ekshalasi berupa gas beracun dapat membunuh hewan dan
manusia yang tinggal di sekitar gunungapi. Misalnya, terjadi pada
masyarakat yang tinggal di sekitar Pegunungan Dieng pada 1979. Akibat
Kawah Si Nila dan Si Timbang yang mengeluarkan gas
Karbon monoksida (CO) dan
Asam sulfida (H
2S).
Sumber:
Concise Encyclopedia Earth, 1998
Gambar 3.25 Abu Vulkanik
Abu vulkanik dan awan panas merupakan material yang sangat berbahaya
bagi makhluk hidup karena dapat mengakibatkan berbagai kerusakan. Di
samping kerugian, banyak keuntungan yang dapat diambil dari adanya
gejala vulkanisme. Keuntungan ini biasanya bersifat jangka panjang.
Contoh dampak positif dari adanya gejala vulkanisme antara lain sebagai
berikut.
(1) Material gunungapi yang dikeluarkan saat erupsi sangat kaya akan
mineral-mineral penyubur tanah. Setelah mengalami proses pelapukan
secara sempurna, bahan-bahan tersebut berubah menjadi tanah vulkanis
yang subur. Jenis tanah ini banyak dimanfaatkan oleh penduduk setempat
menjadi areal pertanian atau perkebunan.
(2) Pembekuan magma menjadi batuan beku intrusif dan ekstrusif sangat
bermanfaat bagi manusia sebagai salah satu barang tambang untuk
kebutuhan bahan bangunan.
(3) Dalam jumlah yang banyak, endapan belerang di sekitar kawah
gunungapi dapat ditambang sebagai bahan baku industri pupuk,
obat-obatan, dan mesiu.
(4) Uap yang dikeluarkan dari gejala panas bumi (
geothermal)
akibat aktivitas magmatik sering kali dimanfaatkan sebagai pem bangkit
tenaga panas Bumi. Contohnya PLTP Kamojang di Kabupaten Garut, Jawa
Barat.
(5) Pada umumnya hampir semua mineral-mineral logam seperti emas,
perak, tembaga, dan timah putih sebenarnya berasal dari aktivitas
vulkanisme (magma).
(6) Hawa sejuk dan panorama pegunungan yang indah merupakan salah
satu daya tarik sektor pariwisata, sehingga banyak penduduk yang datang
berekreasi ke kawasan pegunungan.
Macam-macam dan Dampak Seisme (Gempa Bumi) – Hampir
semua proses dinamika perubahan muka Bumi yang terjadi karena tenaga
endogen diikuti dengan gempa. Inilah salah satu bukti adanya
tenaga-tenaga dari dalam Bumi. Bahkan dalam aktivitas vulkanisme,
frekuensi terjadinya gempa menjadi indikator tingkat keaktifan suatu
gunung api. Ya, karena fenomena ini merupakan gejala pelepasan energi
berupa gelombang yang menjalar ke permukaan Bumi akibat adanya gangguan
pada lempeng Bumi.
a. Penggolongan Gempa
Mengenali dan mengetahui berbagai sifat bencana yang ditimbulkan
merupakan hal yang harus dilakukan pertama kali dalam rangka mitigasi
bencana. Beberapa kegiatan bencana alam seperti gempa, sulit sekali
dicegah dan ditentukan kapan dan di mana lokasinya, tetapi pencegahan
jatuhnya korban dapat dilakukan. Nah, salah satu caranya adalah
mengenali berbagai jenis gempa. Jika kita mempertanyakan dari mana gempa
itu berasal atau bagaimana gempa itu terjadi, maka kita dapat melihat
pada tiga sumber terjadinya gempa, yaitu karena pergerakan lempeng
tektonik, aktivitas gunung api, atau karena runtuhan tambang atau
lubang-lubang interior di dalam Bumi. Gempa karena lepasnya sejumlah
energi pada saat pergerakan lempeng Bumi disebut gempa tektonik. Akibat
aktivitas gunung api, maka disebut gempa vulkanik, dan karena adanya
runtuhan disebut gempa runtuhan.
Sumber: Geography Essentials, halaman 33
Gambar 6.46 Jalur kekuatan gempa.
Selain tiga penggolongan gempa tersebut, masih ada beberapa penggolongan gempa berdasarkan parameternya.
1) Berdasarkan kedalaman pusat gempa atau hiposentrum:
a) Gempa dalam, jika hiposentrumnya terletak 300–700 km di bawah permukaan Bumi.
b) Gempa intermidier, jika hiposentrumnya terletak 100–300 km di bawah permukaan Bumi.
c) Gempa dangkal, jika hiposentrumnya kurang dari 100 km di bawah permukaan Bumi.
2) Berdasarkan bentuk episentrumnya:
a) Gempa linier, jika episentrum berbentuk garis. Contoh: Gempa tektonik karena patahan.
b) Gempa sentral, jika episentrumnya berbentuk titik. Contoh: Gempa vulkanik dan gempa runtuhan.
3) Berdasarkan letak episentrumnya:
a) Gempa daratan, jika episentrumnya di daratan.
b) Gempa laut, jika episentrumnya di dasar laut.
4) Berdasarkan jarak episentrumnya:
a) Gempa setempat, jika jarak episentrum dan tempat gempa terasa sejauh kurang dari 1.000 km.
b) Gempa jauh, jika jarak episentrumnya dan tempat gempa terasa sekitar 10.000 km.
c) Gempa sangat jauh, jika jarak episentrum dengan tempat terasa lebih dari 10.000 km.
Istilah-istilah yang berkaitan dengan gempa bumi sebagai berikut.
a. Seismologi : Ilmu yang mempelajari gempa bumi.
b. Hiposentrum : Pusat gempa yang terletak di dalam Bumi.
c. Episentrum : Pusat gempa di permukaan Bumi atau dasar laut, dengan
gelombang gempa dari dalam Bumi dirambatkan pertama kali di permukaan
Bumi atau dasar laut.
d. Seismograf : Alat pencatat gempa.
e. Seismogram: Gambaran getaran Bumi yang dicatat oleh seismograf
dalam bentuk garis patah-patah. Semakin kuat getaran, semakin lebar
penyimpangan garis patah-patah. Semakin lama getaran sampai di tempat,
semakin panjang pita seismograf menggambarkan seismogram.
f. Pleistoseista: Garis batas daerah yang mengalami kerusakan terberat yang terletak di sekitar episentrumnya.
g. Isoseita : Garis pada permukaan Bumi yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai kerusakan fisik yang sama akibat gempa.
h. Homoseista : Garis permukaan Bumi yang mencatat gelombang gempa
primer pada waktu yang sama dan berupa garis lingkaran atau elips.
b. Gempa di Indonesia
Dari kejadian-kejadian gempa yang terjadi di Indonesia, mungkin kamu
sudah tahu mengapa gempa sering kali terjadi? Ya, tiga lempeng tektonik
yang melewati Indonesia membuat negeri kita rawan terjadi gempa. Jadi
secara alami, negeri kita memang negeri gempa. Kenyataan ini bukan untuk
ditakuti, tetapi untuk diwaspadai bahwa gempa bisa terjadi kapan saja
di negara kita. Mulai sekarang, kenalilah apakah wilayah tempat
tinggalmu merupakan daerah rawan gempa? Kamu dapat menemukan kejelasan
tentang hal ini dengan melihat peta persebaran jalur-jalur gunung api di
depan dan mengumpulkan informasi sejarah terjadinya gempa di wilayahmu.
Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktivitas gempa bumi di
Indonesia terbagi dalam enam daerah aktivitas:
1) Daerah Sangat Aktif
Wilayah sangat aktif memungkinkan terjadinya gempa dengan kekuatan
lebih dari 8 skala Richter. Meliputi wilayah Halmahera dan lepas pantai
utara Papua.
2) Daerah Aktif
Di wilayah ini kemungkinan gempa dengan kekuatan 8 sampai 7 skala
Richter sering terjadi. Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, Kepulauan
Sunda, dan Sulawesi Barat.
3) Daerah Lipatan dengan atau Tanpa Retakan
Gempa dengan kekuatan kurang dari 7 skala Richter bisa terjadi.
Wilayah ini meliputi Sumatra, Kepulauan Sunda, dan Sulawesi Tengah.
4) Daerah Lipatan dengan atau Tanpa Retakan
Gempa dengan kekuatan kurang dari 7 skala Richter mungkin terjadi.
Wilayah ini meliputi pantai barat Sumatra, Jawa bagian utara, dan
Kalimantan bagian timur.
5) Daerah Gempa Kecil
Gempa dengan kekuatan kurang dari 5 skala Richter jarang terjadi. Wilayah ini meliputi pantai timur Sumatra.
6) Daerah Stabil
Tidak ada catatan sejarah gempa di wilayah ini. Wilayah ini meliputi
Kalimantan Tengah, Kalimantan bagian barat, serta pantai selatan Papua.
Mencermati daerah aktivitas gempa tersebut dengan kenyataan di sepanjang
tahun 2006, wilayah di barat, selatan, dan timur Indonesia rawan
terjadi gempa. Tercatat gempa paling merusak tahun 2006 terjadi di
Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah. Selang beberapa waktu kemudian
gempa dan tsunami terjadi di pantai selatan Jawa. Wilayah yang mengalami
rusak parah, yaitu Pantai Pangandaran. Nah, kamu bisa mengetahui
kejadian-kejadian gempa di Indonesia yang lebih lengkap dengan
mengunjungi situs
www.bmg.go.id.
c. Dampak Gempa
Seperti bahasan kita sebelumnya bahwa gempa merupakan salah satu
tenaga endogen yang memengaruhi bentuk muka Bumi. Oleh karena itu,
gempa berdampak langsung pada deformasi lapisan Bumi. Bentuk deformasi
akan sangat tergantung pada arah dan kekuatan tenaga endogen itu
sendiri. Di permukaan Bumi dampak gempa juga dipengaruhi oleh kekuatan
gempa itu sendiri. Kerusakan berat timbul dari gempa berkekuatan tinggi.
Banyak bangunan hancur, rata dengan tanah, korban pun banyak
berjatuhan. Memang benar gempa tidak hanya memberikan dampak bagi
lingkungan fisik, tetapi juga kehidupan sosial masyarakat. Cobalah
temukan dampak lain gempa terhadap kehidupan sosial. Oleh karena
dahsyatnya dampak yang diakibatkan oleh gempa, maka kejadian gempa
digolongkan sebagai salah satu bencana yang harus diwaspadai karena
dapat juga menyebabkan tsunami. Ya, gempa menjadi salah satu faktor
pemicu terjadinya tsunami. Akan tetapi, tidak semua gempa menyebabkan
tsunami. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan tsunami, antara lain
gempa berkekuatan besar (lebih besar 6 SR, pusat gempa berada di dasar
laut dengan pusat gempa yang dangkal, dan adanya dislokasi kerak Bumi
bawah laut). Gerakan vertikal pada kerak Bumi dapat mengakibatkan dasar
laut naik atau turun secara tibatiba, yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan air yang ada di atasnya. Pada akhirnya menyebabkan
terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai akan
menjadi gelombang besar yang disebut tsunami.
PERGERAKAN ANGIN DI DUNIA
Sirkulasi Angin
Lapisan besar udara yang disebut atmosfer mengelilingi bumi. Udara di
dalam lapisan ini bergerak dari satu tempat ke tempat ketika menghangat
atau dingin. Ini udara bergerak dikenal sebagai angin. Angin bergerak
kelembaban dan panas di seluruh dunia dan juga menghasilkan banyak cuaca
kita.
Kekuatan …
Seperti kita ketahui, kekuatan angin bisa sangat berbeda-beda.
Kadang-kadang udara bergerak perlahan dan angin yang hampir tak
terlihat. Bila cuaca jelas kita mungkin mengalami angin lembut, saat
angin masih sangat ringan tapi kita bisa merasakannya di wajah kita dan
rambut kita, dan kita dapat mendengar gemerisik daun. Di lain waktu,
udara dapat bergerak sangat cepat dan menjadi badai atau badai, meniup
pohon-pohon dan merusak mobil dan bangunan.
pola angin di dunia
Semua angin ini merupakan bagian dari sistem sirkulasi udara global
yang bertindak untuk menyeimbangkan suhu dan tekanan di seluruh dunia.
Kita sudah tahu bahwa berbagai belahan dunia menerima jumlah yang
berbeda panas dari matahari (lihat halaman sinar matahari untuk
informasi lebih lanjut). Pemanasan diferensial ini pada gilirannya
menghasilkan perbedaan suhu dan tekanan udara di seluruh dunia – yang
drive angin dunia.
Sebagai daerah khatulistiwa yang paling dipanaskan, udara di atas
mereka menghangatkan dan meningkat karena menjadi lebih ringan daripada
udara di sekitarnya, menyebabkan daerah tekanan rendah. Di daerah
dingin, udara tenggelam karena lebih berat dan hasil dalam daerah
tekanan tinggi. Angin akan meniup sebagai udara keluar terjepit oleh
udara dingin tenggelam dan ditarik di bawah udara hangat naik. Setiap
perbedaan suhu seperti ini selalu akan menyebabkan perbedaan tekanan
udara – dan karena angin akan meledak. Sebuah ekspresi yang baik untuk
diingat adalah bahwa:
“Angin bertiup dari tinggi ke rendah” (yaitu: dari tekanan tinggi ke tekanan rendah).
Jadi jika Anda tahu suhu dan tekanan di daerah yang berbeda, Anda akan selalu dapat memprediksi arah angin.
Gerakan-gerakan ini mengakibatkan pola angin global, dengan udara
yang bergerak di antara daerah yang berbeda di seluruh dunia dan juga di
ketinggian yang berbeda di atmosfer. Dingin udara dari kutub cenderung
tenggelam dan bergerak ke arah khatulistiwa lebih dekat ke permukaan
bumi. Sebaliknya, udara hangat dari naik khatulistiwa dan bergerak ke
arah kutub yang tinggi di atmosfer karena lebih ringan.
Hal ini menciptakan pola sel-seperti angin di seluruh dunia,. Namun,
tidak sekadar angin pukulan dalam garis lurus dari utara ke
selatan.Sebaliknya, mereka yang tertekuk oleh pemintalan Bumi:
di sebelah utara khatulistiwa kanan, dan
ke kiri di selatan.
Ini disebut Efek Coriolis dan membungkuk setiap angin di Bumi,
menghasilkan pola yang berbeda dari angin di seluruh dunia. Di-lintang
pertengahan (30-60 º utara dan selatan khatulistiwa) sebagian besar
angin baratan, bertiup dari barat. Di tempat lain mereka pukulan
terutama dari timur, misalnya angin bertiup stabil terhadap khatulistiwa
dari subtropis. Ini dikenal sebagai angin perdagangan karena mereka
digunakan oleh kapal berlayar membawa barang-barang perdagangan di
seluruh dunia. Mereka meniup konsisten dari utara NE dari khatulistiwa
(utara timuran) dan dari selatan SE dari khatulistiwa (timuran selatan).
Ingatlah untuk melihat pada halaman Kegiatan, di mana ada eksperimen
khusus untuk menunjukkan Efek Coriolis. Untuk menemukannya, gulir ke
bawah ke bagian Angin dan klik pada link eksperimen efek Coriolis.
Patah hati …
Berlayar kapal juga telah mengidentifikasi daerah-daerah lain di dunia
dengan pola yang unik angin – misalnya lesu. Lesu merupakan daerah
tekanan rendah yang terjadi di mana angin perdagangan temui sepanjang
khatulistiwa. Angin di sini biasanya tenang atau sangat ringan dan
sehingga kapal akan menghindari daerah tersebut karena mereka hanya akan
didorong bersama sangat lambat.
Kuakan 40-an …
Satu set angin terkenal dikenal sebagai Roaring empat puluhan. Ini
adalah angin barat yang sangat kuat meledak hampir terus menerus di
belahan bumi selatan.Angin ini galak ditemukan pada lintang 40 º – maka
nama mereka!
Bernama angin …
Bernama angin
angin bernama lain juga dapat ditemukan pada skala yang lebih kecil.
Angin ini lokal juga dapat memiliki pengaruh yang cukup penting pada
cuaca di berbagai belahan dunia, misalnya Chinook di Amerika Utara.
Beberapa contoh lain diberikan di bawah ini:
The Mistral di Perancis – angin, dingin utara-barat yang berhembus ke lembah Rhone.
The harmattan di Afrika Barat, yang berhembus dari selatan Sahara dan membawa badai debu dan udara sangat kering.
The Levante angin di Mediterania – angin timur membawa ringan, udara lembab untuk Gibraltar dan daratan Spanyol dan Afrika.
The Pampero di Argentina – yang sangat dingin angin barat selatan
dibentuk, seperti angin dingin banyak, di tengah-tengah benua – dalam
hal ini Amerika Selatan. Ini pukulan di padang rumput Pampas di
Argentina.
Angin dingin …
Angin dingin
Suhu merupakan faktor utama yang mempengaruhi bagaimana hangat atau
dingin Anda. Namun, angin juga dapat memainkan peranan penting, membuat
Anda merasa lebih dingin daripada yang seharusnya. Hal ini karena angin
menyebabkan tubuh Anda untuk menurunkan panas lebih cepat. Semakin
tinggi kecepatan angin, semakin banyak panas yang hilang dari tubuh Anda
dan karena itu Anda merasa lebih dingin. Suhu tubuh Anda terasa sebagai
akibat dari angin disebut suhu dingin angin.
Gunakan tabel di bawah ini untuk melihat berapa banyak angin dingin
bisa membuat Anda merasa. Pengukuran ini terutama penting bagi pendaki
gunung dan penjelajah di daerah dingin, dimana angin dingin dapat
mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan hidup.
Kecepatan angin (kph)
70 -7 -14 -20 -27 -33 -40 -46 -52 -59 -65 -72 -78
60 -7 -13 -19 -26 -32 -39 -45 -51 -58 -64 -70 -77
50 -6 -12 -18 -25 -31 -37 -43 -49 -56 -62 -68 -74
40 -5 -11 -17 -23 -29 -35 -41 -47 -53 -59 -65 -71
30 -3 -8 -14 -20 -25 -31 -37 -43 -48 -54 -60 -65
20 0 -5 -10 -15 -21 -26 -31 -36 -42 -47 -52 -57
10 5 0 -4 -8 -13 -17 -22 -26 -31 -35 -40 -44
8 4 0 -4 -8 -12 -16 -20 -24 -28 -32 -36
Suhu udara (° C)
Dalam cara yang sama, Anda mungkin telah memperhatikan bahwa mencuci
mengering lebih cepat pada hari berangin. Hal ini karena angin bertiup
menghilangkan uap air yang diuapkan dari permukaan pakaian yang basah.
Angin fakta …
Angin fakta
- Angin legenda – Yunani Kuno digunakan untuk berpikir angin yang
Bumi bernapas masuk dan keluar. Kita sekarang tahu bahwa itu hanya udara
bergerak.
- Tenaga angin – kincir angin biasanya wajah ke dalam angin yang berlaku – yaitu: arah angin bertiup di paling sering.
- Angin kekuatan – tempat di dunia berangin adalah Antartika, dimana
angin bertiup di lebih dari 100 km / jam selama lima bulan dalam
setahun.
Mengukur Angin
Kita semua tahu bahwa kekuatan angin bisa sangat berbeda-beda, tetapi
apakah Anda tahu bagaimana kita mengukur perubahan-perubahan ini? Untuk
mengetahuinya, mari kita beralih ke bagian pengukuran angin.
ARUS LAUT
Sirkulasi laut dunia
Arus laut????
Arus adalah proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang
menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air. Gerakan
tersebut merupakan resultan dari beberapa gaya yang bekerja dan beberapa
factor yang mempengaruhinya. Arus laut (sea current) adalah gerakan
massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal
maupun horisontal.
Jenis-jenis arus???
Menurut letaknya arus dibagi menjadi dua, yaitu arus atas dan arus
bawah. Arus atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut, bergerak
dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin;
Sedangkan arus bawah Deep-water Circulation) adalah arus yang bergerak
dibawah permukaan laut arah pergerakannya tidak dipengaruhi oleh pola
sebaran angin dan mambawa massa air dari daerah kutub ke daerah ekuator.
Faktor utama yang mengendalikan gerakan massa air laut di kedalaman
samudera adalah densitas air laut. Perbedaan densitas diantara dua massa
air laut yang berdampingan menyebabkan gerakan vertikal air laut dan
menciptakan gerakan massa air laut-dalam(deep-water masses) yang
bergerak melintasi samudera secara perlahan. Gerakan massa air
laut-dalam tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi permukaan.
Menurut suhunya kita mengenal adanya arus panas dan arus dingin. Arus
panas adalah arus yang bila suhunya lebih panas dari daerah yang
dilalui. Sedangkan arus dingin adalah arus yang suhunya lebih dingin
dari daerah yang dilaluinya.
Berdasarkan penyebab terjadinya arus dibagi menjadi :
Arus Ekman; Arus yang dipengaruhi oleh angin
Arus termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi
Arus pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut
Arus Geostropik : Dipengaruhi oleh gradien tekanan mendatar dan gaya coriolis
Wind Driven Current : Dipengaruhi oleh pola pergerakan angin dan terjadi pada lapisan permukaan
Pembangkit????
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan
densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air.
Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan yang
dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan
udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin.
Gaya-gaya utama yang berperan dalam sirkulasi massa air adalah gaya
gradien tekanan, gaya coriolis, gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya
sentrifugal. Faktor penyebab terjadinya arus yaitu dapat dibedakan
menjadi tiga komponen yaitu gaya eksternal, gaya internal angin,
gaya-gaya kedua yang hanya datang karena fluida dalam gerakan yang
relatif terhadap permukaan bumi. Dari gaya-gaya yang bekerja dalam
pembentukan arus antara lain tegangan angin, gaya Viskositas, gaya
Coriolis, gaya gradien tekanan horizontal, gaya yang menghasilkan pasut.
Pond dan Pickard 1983 mengklasifikasikan gerakan massa air berdasarkan penyebabnya, terbagi atas :
a. Gerakan dorongan angin
Angin adalah factor yang membangkitkan arus, arus yang ditimbulkan oleh
angin mempunyai kecepatan yang berbeda menurut kedalaman. Kecepatan arus
yang dibangkitkan oleh angin memiliki perubahan yang kecil seiring
pertambahan kedalaman hingga tidak berpengaruh sama sekali.
b. Gerakan termohalin
Perubahan densitas timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas
anatara 2 massa air yang densitasnya tinggi akan tenggelam dan menyebar
dibawah permukaan air sebagai arus dalam dan sirkulasinya disebut arus
termohalin (thermohaline circulation).
Gbr.1 Model pola sirkulasi arus termohalin global
c.Arus Pasut
Arus yang disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dan benda benda
angkasa. Arus pasut ini merupakan arus yang gerakannya horizontal.
d. Turbulensi
Suatu gerakan yang terjadi pada lapisan batas air dan terjadi karena adanya gaya gesekan antar lapisan.
e.Tsunami
Sering disebut sebagai gelombang seismic yang dihasilkan dari pergeseran dasar laut saat etrjadi gempa.
f. Gelombang lain ; Internal, Kelvin dan Rossby/Planetary
Arus-arus permukaan dunia
Gbr.2 Pola sirkulasi arus global
Terdapat terdapat tiga macam bentuk arus permukaan. Perlu dijelaskan
bahwa sebenarnya di laut masih terdapat banyak arus-arus lain yang lebih
kecil yang terdapat di daerah-daerah tertentu. Tiga macam arus tersebut
adalah :
1. Arus yang mengelilingi daerah kutub selatan (Antartic Circumpolar Current) yang terdapat pada telak lintang 600 Selatan.
2. Aliran air di daerah ekuator yang mengalir dari arah barat ke timur,
tetapi dibatasi oleh arus-arus sejajar yang mengalir dari timur ke
barat, baik di belahan bumi utara maupun di belahan bumi selatan.
3. Daerah subtropical ditandai oleh adanya arus-arus berputar yang
dikenal sebagai gyre. Aliran air yang terdapat di belahan bumi utara
mengalir searah jarum jam, sedangkan yang terdapat di belahan bumi
selatan mengalir berlawanan dengan arah jarum jam. Arus gyre disebabkan
oleh adanya gaya coriolis yaitu gaya yang membelokkan arah arus akibat
dari rotasi bumi.
Gbr.3 Gyre
Gaya coriolis dan arus Ekman
Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke
batas permukaan, sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan
gelombang gravitasi permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang
kecil kearah perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut.
Semakin cepat kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja
pada permukaan laut, dan semakin besar arus permukaan. Dalam proses
gesekan antara angin dengan permukaan laut dapat menghasilkan gerakan
air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan air turbulen.
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan
membelokkan arah arus dari arah yang lurus. Gaya Coriolis juga yang
menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan arah arus yang kompleks
susunannya yang terjadi sesuai dengan makin dalamnya kedalaman suatu
perairan. Pada umumnya tenaga angin yang diberikan pada lapisan
permukaan air dapat membangkitkan timbulnya arus permukaan yang
mempunyaai kecepatan sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri.
Kecepatan arus ini akan berkurang cepat sesuai dengan makin bertambahnya
kedalaman perairan dan akhirnya angin tidak berpengaruh sama sekali
terhadap kecepatan arus pada kedalaman 200m. Pada saat kecepatan arus
berkurang, maka tingkat perubahan arah arus yang disebabkan oleh gaya
Coriolis akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan
dari arah arus yang relaif cepat dilapisan permukaan dan arah
pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran arus yang kecepatanya makin
lambat dan mempunyai kedalaman
makin bertambah besar. Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana
makin dalam suatu perairan maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan
perairan akan makin dibelokan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai
Spiral Ekman.
Siklus Hidrologi:
adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi
dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi.
Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses
siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air
berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan,
salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh
tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi
terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
* Evaporasi / transpirasi – Air yang ada di laut, di daratan, di
sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan
kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan
menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, es.
* Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah – Air bergerak ke dalam
tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air
tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak
secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
* Air Permukaan – Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan
aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori
tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat
dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama
lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan
disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau,
waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan
mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di
daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang
membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara
keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
FILSAFAT ILMU
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan)
yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah).
Sedangkan Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri
tertentu. Menurut The Liang Gie (1999), filsafat ilmu adalah segenap
pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal
yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi
dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan
campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan
timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
A.EPISTEMOLOGI
Epistemologi adalah cabang ilmu filasafat yang menengarai
masalah-masalah filosofikal yang mengitari teori ilmu pengetahuan.
Epistemologi bertalian dengan definisi dan konsep-konsep ilmu, ragam
ilmu yang bersifat nisbi dan niscaya, dan relasi eksak antara ‘alim
(subjek) dan ma’lum (objek). Atau dengan kata lain, epistemologi adalah
bagian filsafat yang meneliti asal-usul, asumsi dasar
B.ONTOLOGI
Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu
perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal,
menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berupaya mencari inti
yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam rumusan Lorens Bagus;
menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.
Dengan demikian Ontologi Ilmu (dimensi ontologi Ilmu) adalah Ilmu yang
mengkaji wujud (being) dalam perspektif ilmu — ontologi ilmu dapat
dimaknai sebagai teori tentang wujud dalam perspektif objek materil
ke-Ilmuan, konsep-konsep penting yang diasumsikan oleh ilmu ditelaah
secara kritis dalam ontologi ilmu.
C.AKSIOLOGI
Axiologi adalah ilmu yang mengkaji tentang nilai-nilai.
Axiologi (teori tentang nilai) sebagai filsafat yang membahas apa kegunaan ilmu pengetahu manusia
demikian DenganAksiologi adalah nilai-nilai (value) sebagai tolok ukur
kebenaran (ilmiah), etik, dan moral sebagai dasar normative dalam
penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu (Wibisono, 2001)
Beberapa Pandangan dan Cabang Filsafat
Pandangan idealisme menyatakan bahwa realitas yang tampak oleh indera
manusia adalah bayangan dari ide atau idea yang merupakan realitas yang
fundamental. Implikasi dari pandangan ini ialah adanya kecenderungan
dari kelompok yang mengikutinya untuk menghormati budaya dan tradisi
serta hal-hal yang bersifat spiritua Humanisme individu mengutamakan
kemerdekaan berpikir, mengemukakan pendapat, dan berbagai aktivitas yang
kreatif. Kemampuan ini disalurkan melalui kesenian, kesusastraan,
musik, teknologi, dan penguasaan tentang ilmu kealaman Humanisme sosial
mengutamakan pendidikan bagi masyarakat keseluruhan untuk kesejahteraan
sosial dan perbaikan hubungan antarmanusia liran empirisme berpandangan
bahwa pernyataan yang tidak dapat dibuktikan melalui pengalaman adalah
tanpa arti. Ilmu harus dapat diuji melalui pengalaman. Para penganut
rasionalisme berpandangan bahwa satu-satunya sumber pengetahuan yang
dapat dipercaya adalah rasio (akal) seseorang. Kritisisme menjembatani
kedua pandangan yaitu rasionalisme dan empirisme.Filsafat dibagi dalam
beberapa cabang atau bagian filsafat, yaitu epistemologi, metafisika,
logika, etika, estetika, dan filsafat ilmu.Epistemologi membahas hal-hal
yang bersifat mendasar tentang pengetahuan. Metafisika dikemukakan oleh
Andronikos dari kumpulan tulisan Aristoteles yang membahas hakikat
berbagai realitas yang diamati oleh manusia dalam dunia nyata. Logika
menekankan pentingnya penalaran dalam upaya menuju kepada kebenaran.
Etika disebut juga sebagai filsafat moral karena menitikberatkan
pembahasannya pada masalah baik dan buruk, kesusilaan dalam kehidupan
masyarakat. Estetika menekankan pada pembahasan keindahan, sedangkan
filsafat llmu membahas hakikat ilmu, penerapan metode filsafat untuk
menemukan alas realitas yang dipersoalkan oleh ilmu.
KLP 2
Dasar-Dasar pengetahuan
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui
atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan
premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi
(consequence).
Pengetahuan dapat berkemabng pada manusia disebabkan oleh dua hal yaitu
mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan menyebabkan
manusia mampu mengembangkan pengetahuan dengan cepat. Kemampuan berpikir
menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu.
Perasaan merupakan suatu penarikan kesimpulan yang tidak berdasarkan
kegiatan berpikir di mana penalaran itu disebut dengan intuisi. Kegiatan
suatu berpikir yang non analitik yang tidak berdasarkan diri kepada
suatu pola berpikir.
Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran
deduktif dan induktif yakni menyangkut tentang rasio, pengalama, intuisi
dan wahtu.
Logika merupakan cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada
penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana
ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu karena logika
merupakan “jembatan penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang secara
terminologis logika didefinisikan: Teori tentang penyimpulan yang sah.
Penyimpulan pada dasarnya bertitik tolak dari suatu pangkal-pikir
tertentu, yang kemudian ditarik suatu kesimpulan. Penyimpulan yang sah,
artinya sesuai dengan pertimbangan akal dan runtut sehingga dapat
dilacak kembali yang sekaligus juga benar, yang berarti dituntut
kebenaran bentuk sesuai dengan isi.
Secara logis dalam sejarah terdapat dua macam logika, yaitu : logika
naturalis (alamiah) dan logika artificialis (buatan atau ilmiah).Logika
formal yang tradisional atau singkat dengan logika mempunyai 2 komponen,
yaitu : pengertian dan ide.Ujian kebenaran yang dinamakan teori
korespondensi adalah paling diterima secara luas oleh kelompok realis.
Menurut teori ini, kebenaran adalah kesetiaan kepada realita obyektif
(fidelity to objective reality). Kebenaran adalah persesuaian antara
pernyataan tentang fakta dan fakta itu sendiri, atau antara pertimbangan
(judgement) dan situasi yang pertimbangan itu berusaha untuk
melukiskan, karena kebenaran mempunyai hubungan erat dengan pernyataan
atau pemberitaan yang kita lakukan tentang sesuatu (Titus, 1987:237).
Berdasarkan teori ini suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan
itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan
sebelumnya yang dianggap benar (Jujun, 1990:55)., artinya pertimbangan
adalah benar jika pertimbangan itu bersifat konsisten dengan
pertimbangan lain yang telah diterima kebenarannya, yaitu yang koheren
menurut logika.
KLP 3
ontologi
Objek telaah ontologi adalah yang ada. Studi tentang yang ada, pada
dataran studi filsafat pada umumnya di lakukan oleh filsafat
metaphisika. Istilah ontologi banyak di gunakan ketika kita membahas
yang ada dlaam konteks filsafat ilmu.
Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu
perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal,
menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berupaya mencari inti
yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam rumusan Lorens Bagus;
menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.
Ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property
dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada
suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi
adalah studi tentang sesuatu yang ada.
Pembahasan ontologi terkait dengan pembahasan mengenai metafisika.
Mengapa ontologi terkait dengan metafisika? Ontologi membahas hakikat
yang “ ada “, metafisika menjawab pertanyaan apakah hakikat kenyataan
ini sebenar-benarnya? Pada suatu pembahasan, metafisiska merupakan
bagian dari ontologi, tetapi pada [pembahasan lain ontologi merupakan
salah satu dimensi saja dari metafisika. Karena itu, metafisika dan
ontologi merupakan dua hal yang saling terkait. Bidang metafisika
merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafati, termasuk
pemikiran ilmiah. Metafisika berusaha menggagas jawaban tentang pakah
alam ini.
Asumsi diperlukan untuk mengatasi penelaah suatu permasalahan menjadi
lebar. Semakin terfokus objek telaah suatu bidang kajian, semakin
memerlukan asumsi yang lebih banyak. Asumsi dapat dikatakan merupakan
latar belakang intelektual uatu jalur pemikiran. Asumsi dapat diartikan
pula sebagai merupakan gagasan primitif, atau gagasan tanpa penumpu yang
diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian.Asumsi
diperlukan untuk menyuratkan segala hal yang tersirat. McMullin (2002)
menyatakan hal yang mendasar yang harus ada dalam ontologi suatu ilmu
pengetahuan adalah menentukan asusmsi pokok (the standard presumption)
keberadaan suatu objek sebelum melakukan penelitian. Dasar teori
keilmuan di dunia ini tidak akan pernah terdapat hal yang pasti mengenai
satu kejadian, hanya kesimpulan yang probabilitas. Ilmu memberikan
pengetahuan sebagai dasar pengambilan keputusan di mana didasarkan pada
penafsiran kesimpulan ilmiah yang bersifat relatif.
Klp .5
Dalam aksiologi, ada dua penilain yang umum digunakan, yaitu etika dan
estetika. Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan
sistematis masalah-masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada prilaku,
norma dan adat istiadat manusia. Etika adalah bagian dari filsafat
nilai dan penilaian yang membicarakan perilaku orang. Semua perilaku
memiliki nilai dan tidak bebas nilai, perilaku bisa beretika baik dan
tidak baik
Estetika juga bagian dari filsafat nilai dan penilaian yang memandang
karya manusia dari sudut indah dan jelek. Keduanya pasangan dikotomis,
dalam arti bahwa yang dimasalahkan secara esensial adalah pengindraan
atau persepsi yang menimbulkan rasa senang dan nyaman pada suatu pihak,
dan rasa tidak senang dan tidak nyaman pada pihak lain
aksiologilmu menghasilkan teknologi yang akan diterapkan pada
masyarakat. Teknologi dalam penerapannya dapat menjadi berkah dan
penyelamat bagi manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi manusia.
Disinilah pemanfaatan pengetahuan dan teknologi harus diperharikan
sebaik-baiknya. Dalam filsafati penerapan teknologi meninjaunya dari
segi aksiologi keilmuwan.
Aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia,
kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Seorang ilmuwan mempunyai
tanggung jawab agar produk keilmuwan sampai dan dapat dimanfaatkan
dengan baik oleh masyarakat
KLP.6
TEKNOLOGI, ETIKA, ESTETIKA dan BIOETIKA
Teknologi
Tak banyak orang yang mengenal filsafat teknologi. Karena filsafat
umumnya kita kenal sebagai maha ilmuyang membicarakan hal-hal yang
berkaitan dengan eksistensi manusia,Tuhan ataupun Wujud (realitas).
Untuk itu menghubungkan filsafat danteknologi akan terkesan tak biasa.
Padahal filsafat teknologi adalahsalah satu genre dalam ranah filsafat
yang dapat dikatakan banyakmenarik perhatian para filsuf.
Nilai praktis teknologi dalam proses transfer teknologi dapat
diinterpretasikan secara berbeda bahkan tidak dimengerti. Namun bila
nilai praktis dapat dimengerti, proses transfer teknologi menjadi mudah.
Dapat dikatakan tidak ada kegiatan hermeneutis. Orang PapuaNugini
misalnya dapat mengkonversikan pisau/kapak dari batu menjadi pisau/kapak
dari besi karena nilai praktis yang dapat dimengerti atausama. Berbeda
ketika mereka pertama kali melihat senapan. Mereka tidakmengerti nilai
praktis senapan. Perlu adanya kegiatan hermeneutis sebelum senapan
menjadi penting dan berguna. Jadi sama seperti kita pertama kali melihat
komputer atau teknologi lainnya. Orang yang tidak mengerti nilai
praktis teknologi tentunya akan bertanya-tanya ketikamelihat benda
teknologi tersebut.
ETIKA
Istilah etika berasal dari kata “ethos” (Yunani) yang berarti adat
kebiasaan. Dalam istilah lain, para ahli yang bergerak dalam bidang
etika menyubutkan dengan moral, berasal dari bahasa Yunani, juga berarti
kebiasaan. Etika merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara
teoritis tentang nilai, ilmu kesusilaan yang meuat dasar untuk berbuat
susila. Sedangkan moral pelaksanaannya dalam kehidupan.
Jadi, etika merupakan cabang filsafat yang membicarakan perbutan
manusia. Cara memandangnya dari sudut baik dan tidak baik, etika
merupakan filsafat tentang perilaku manusia.
Etika adalah suatu cabang filsafat yang membicarakan tentang perilaku
manusia. Atau dengan kata lain, cabang filsafat yang mempelajari tentang
baik dan buruk.
Istilah lainya yang memiliki konotasi makna dengan etika adalah moral. Kata moral dalam
bahasa Indonesia berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata
mores ini mempunyai sinonim; mos, moris, manner mores, atau manners, morals. Kata
moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata
tertib hatinurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup. Kata moral ini
dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang menjadi etika. Secara etimologis, etika
adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima umum tentang sikap, perbuatan,
kewajiban dan sebagainya.
ESTETIKA
Estetika merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dengan
pengalaman-pengalaman kita yang berhubungan dengan seni. Hasil-hasil
ciptaan seni didasarkan atas prinsip-prinsip yang dapat dikelompokkan
sebagai rekayasa, pola, bentuk dsb.
Estetika, membicarakan seni dan budaya seringkali tidak bisa dilepaskan
dari apa yang namanya estetika. Estetika ibarat nyawa atau jiwa dalam
sebuah karya seni bagi saya.
Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika
adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan
bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai
estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris,
yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa.
Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
Pada masa kini estetika bisa berarti tiga hal, yaitu:1. Studi mengenai fenomena estetis,
2. Studi mengenai fenomena persepsi,3.Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis.
BIOETIKA
Bioetika adalah biologi dan ilmu kedokteran yang menyangkut masalah di
bidang kehidupan, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi
pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan kemungkinan timbulnya
pada masa yang akan datang.
Tiga etika dalam bioetika
1.Etika sebagai nilai-nilai dan asa-asas moral yang dipakai seseorang
atau suatu keloompok sebagai pegangan bagi tingkah lakunya.
2.Etika sebagai kumpulan asas dan nilai yang berkenaan dengan moralitas
(apa yang dianggap baik atau buruk). Misalnya: Kode Etik Kedokteran,
Kode Etik Rumah Sakit.
3.Etika sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dari sudut norma dan nilai-nilai moral.
KLP.7
GEOGRAFI
Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif
menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya
Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle,
Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi
sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan
menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi
pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat
pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator
dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya selamat di
laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut
Merah dan Teluk Persi.
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan
perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas
permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo
(“Bumi”) dan graphein (“menulis”, atau “menjelaskan”).
Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi
tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa
di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan “lokasi
pada ruang.” Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh
alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari
perbedaan yang terjadi itu.
Oleh karena itu, definisi geografi secara luas adalah ilmu yang
mempelajari bumi bagian dalam, permukaan bumi, dan atas (luar angkasa)
secara keseluruhan yang berinteraksi dengan alam lingkungannva. Supaya
pandangan tentang geografi itu lebih luas berikut ini beberapa pendapat
para ahli geogarfi.
Geografer menggunakan empat pendekatan:
Sistematis – Mengelompokkan pengetahuan geografis menjadi kategori yang
kemudian dibahas secara global.Regional – Mempelajari hubungan
sistematis antara kategori untuk wilayah tertentu atau lokasi di atas
planet.Deskriptif – Secara sederhana menjelaskan lokasi suatu masalah
dan populasinya.Analitis – Menjawab kenapa ditemukan suatu masalah dan
populasi tersebut pada wilayah geografis tertentu.
Filsafat ilmu geografi.
Berdasarkan hal hal yang telah diuraikan sebelumnya sampailah kita pada
pertanyaan bagaimana menjelaskan geografi sebagai bidang ilmu yang
dapat disejajarkan dengan bidang bidang ilmu lainnya? Untuk menjawab hal
itu maka akan ditelaah secara singkat bagaimana ilmu geografi menjawab
ke tiga pertanyaan dasar ontologi ilmu, epistemologi ilmu dan axiologi
ilmu.
ONTOLOGI ILMU GEOGRAFI
Mengacu pengertian geografi yang telah disampaikan di atas maka dapat
dijelaskan bahwa apa yang ingin diketahui ilmu geografi adalah “berbagai
gejala keruangan dari penduduk, tempat beraktifitas dan lingkungannya
baik dalam dimensi fisik maupun dimensi manusia”. Perbedaan dan
persamaan pola keruangan (spatial pattern) dari struktur, proses dan
perkembangannya adalah penjelasan lebih lanjut dari apa yang ingin
diketahui bidang ilmu geografi.
KLP.8
SEJARAH PERKEMBANGAN GEOGRAFI
Secara ringkas pada bab ini diuraikan sejarah perkembangan Geografi
dari masa ke masa, dari Geografi Klasik sampai Geografi Mutakhir.
Penggolongan pertumbuhan geografi klasik,modern,dan mutakhir. Geografi
klasik
Geografi sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno dan pengetahuan tentang
bumi pada masa tersebut masih dipengaruhi oleh Mitologi. Secara lambat
laun pengaruh Mitologi mulai berkurang seiring dengan berkembangnya
pengaruh ilmu alam sejak abad ke-6 Sebelum Masehi (SM), sehingga corak
pengetahuan tentang bumi sejak saat itu mulai mempunyai dasar ilmu alam
dan ilmu pasti dan proses penyelidikan tentang bumi dilakukan dengan
memakai logika.
kedudukan Geografi sebagai Ilmu Pengetahuan batasan dan
lapangan/objeknya masih dipertentangkan oleh para ahli sampai abad
ke-19. Sampai abad ke-19 corak susunan isi Geografi hanya berupa uraian
tentang penemuan daerah baru, adat istiadat penduduknya dan gejala serta
sifat alam lainnya. Pengumpulan bahan-bahan tersebut belum diarahkan
pencarian hubungan antara satu dengan yang lainnya serta mencari
penyebab mengapa terjadinya hubungan tersebut serta diuraikan secara
Deskriptif.
Geografi Abad Pertengahan
Pada akhir abad pertengahan, uraian-uraian tentang Geografi masih
bercirikan hasil laporan perjalanan, baik perjalanan yang dilakukan
melalui darat maupun melalui laut. Perjalanan umat manusia di muka bumi,
dilakukan oleh para pedagang yang melakukan perniagaan antar negara dan
antar benua, serta dilakukan oleh para tentara untuk melakukan
peperangan dan meluaskan tanah kekuasaan. Perjalanan melalui darat yang
terkenal adalah “Via Appia” perjalanan darat antara Roma dan Capua (950
sm), serta “Jalan Sutera” antara Tiongkok dengan Timur Tengah (abad
pertengahan) telah menjadi sumber materi Geografi yang sangat berharga
pada masa itu.
Geografi Modern
Pandangan ini mulai berkembang pada abad ke-18. Pada masa ini Geografi
sudah dianggap sebagai suatu disiplin ilmiah dan sudah dipandang dari
sudut praktis. Para tokohnya, adalah :
Immanuel Kant (1724-1804),
Seorang ahli filsafat Unversitas Koningsburg, Jerman yang memiliki
pandangan seperti Varenius. Dia memandang bahwa Ilmu Pengetahuan dapat
dipandang dari tiga pandangan yang berbeda, yaitu :
a. Ilmu Pengetahuan yang menggolongkan fakta berdasarkan objek yang
diteliti. Disiplin yang mempelajari kategori ini disebut “ilmu
pengetahuan sistematis”, seperti ilmu botani yang mempelajri tumbuhan,
Geologi yang mempelajari kulit bumi, dan Sosiologi yang mempelajari
manusia, terutama golongan sosial. Menurut Kant, pendekatan yang
dipergunakan dalam ilmu pengetahuan sistematis adalah studi tentang
kenyataan.
b. Ilmu pengetahuan yang memandang hubungan fakta-fakta sepanjang masa.
Ilmu pengetahuan yang mempelajari bidang ini, adalah sejarah.
c.Ilmu pengetahuan yang mempelajari fakta yang berasosiasi dalam ruang,
dan ini merupakan bidang dari Geografi. Meski demikian, terdapat juga
berbagai tentangan terhadap pemikiran Kant, misalnya apakah ilmu
pengetahuan sistematik dalam mempelajari fenomena tidak tergantung pada
ruang dan waktu.
Pada tahun 1905 ia menulis bahwa ilmu kronologi tentang bumi atau ilmu
tentang wilayah-wilayah di permukaan bumi dengan perbedaan dan relasi
keruangannya. Ia telah memberi pengertian yang luas terhadap
pengertian“landschaft” yang tidak hanya mengenai keadan fisik, namun
juga manusia. Dalam uraianlandschaft tersebut dikemukakan perbedaan khas
suatu wilayah dari wilayah lainnya, sehingga mengarah pada penguraian
regional. Yaitu uraian tentang geografi regional. Dalam uraiannya
terlihat adanya pengaruh konsep geografi dari von Richthofen. Berkenaan
dengan segala sesuatu yang dipelajari tentang negara dan bangsa, Hettner
mengemukakan kerangka sistematik sebagai berikut :
a. Letak, bentuk dan luas bumi
b. Keadaan alam permukaan bumi (relief, keadaan geologi,
tanah dan sebagainya).
c. Iklim (Suhu, tekanan udara, angin, kelembapan, curah hujan)
d. Aliran Sungai dan perairan.
e. Flora dan Fauna.
f. Manusia
g. Usaha kerja dan kegiatan manusia.
KLP.9
Faham region dan pendekatan regiona
Studi regional atau pendekatan berdasar konsep regional merupakan bagian
penting dalam studi geografi. Sejarah yang merupakan pertama-tama
mempelajari peristiwa kehidupan manusia masa mendapatkan kenyataan bahwa
peristiwa-peristiwa itu di tempat-tempat tertentu. Disiplin ilmu yang
mempelajari proses atau sekelompok proses mungkin akan adanya fenomena
yang dihasilkan oleh sebab hubungan, keadaan tempat lingkungannya. Aspek
pengetahuan yang pengaruh lingkungan setempat atas suatu atau
sekelompok disebut ekologi. Ekologi juga mempelajari penyesuaian
organisme lingkungan sekitarnya, dan sejak lama ekologi telah
dikembangkan hayat.
Sejarah perkembangannya, geografi telah menggunakan (atau) ekologi dalam
upaya menjelaskan dan menafsirkan sifat dalam ruang. Di samping itu
geografi juga meninjau ke ruang untuk mendapatkan gambaran tertib
susunan ke dalam yang seringkali memberikan latar belakang perspektif
untuk dapat memperkirakan kecenderungan-kecenderungan yang dalam tata
ruang.
1. Konsep landschaft menurut Hettner
Hettner dalah tokoh yang pertama-tama mengemukakan faham shaft dalam
arti yang lengkap seperti yang banyak dianut orang pada saat ini.
Kalaupun orang-orang sebelumnya telah pula menggunakan landschaft untuk
uraian-uraian daerah muka bumi, namun sifatnya masih terbatas pada
keadaan alam permukaan bumi yang berbeda. Menurut Hettner landschaft
adalah bagian permukaan memberikan gambaran individualitas tersendiri
dan meliputi keadaan alamnya beserta isinya yang terdiri atas
tumbuhankhan, hewan dan manusia yang menghuninya.2)
Untuk memudahkan membuat perbandingan tentang daerah satu dengan yang
lain, dalam sangka usaha membuat deskripsi, menjelaskan dan kemungkinan
generalisasinya, Hettner menyarankan dipakainya suatu bagan (yang
kemudian terkenal sebagai bagan Hettner) agar telaah mengenai daerah
landschaft dapat lebih mendalam dan sistematis. Bagan Hetiner meliputi
unsur-unsur yang perlu dipelajari berturut-turut tentang
1. Letak
2. Luas
3. Perlikuan horizontal (bentuk wilayah)
4. Perlikuan vertikal (relief)
5. Susunan geologi
6. Geomorfologi
7. Keadaan agrogeografi (mata pencaharian penduduk).
8. Iklim
9. Gejala irigasi
10. Vegetasi
11. Hewan
12. Manusia (mengenai jumlah, penyebaran, cara menetap) kebudayaannya baik material maupun rokhani).
13. Pandangan Regional menurut Vidal deBlache
Di Perancis Vidal de la Blache juga merupakan tokoh pengembang faham
Regional di samping tokoh dalam geografi budaya yang telah menampilkan
faham Posibilisme Dalam geografi manusia (geografi budayanya), pernah
budaya manusia benar-benar ia perhatikan. Kalau Hettner dalam
mengembangkan faham landschaftnya sedikit banyak dipengaruhi pandangan
von Richthofen dan dalam antropogeografnya (yang diwarnai pandangan
determinisme lingkungan) Vidal menampilkan faham regional yang lain
coraknya.
14. Pandangan Regional Menurut Hartshorne
Sungguh pun faham regional di Amerika dikembangkan terutama oleh Richard
Hartshorne, yang bukunya The Nature of Geography sangat eksternal,
tetapi kajian tentang region di Afrika telah mulai tampil secara
sporadis sejak masa-masa sebelum tahun 1900. Pengetahuan geografi pada
tingkat universitas di Amerika telah didatangkan dari berbagai sumber di
Europe antara tahun1860 hingga 1925, meskipun tidak selalu berasal dari
pemikiran tokoh-tokoh yang paling representatif5)